-->
no fucking license

Search This Blog

Archive

Bookmark

Rokok, Mana Rokok!

Hari ini, saya ingin bercerita tentang seorang lelaki paruh baya yang berjuang melewati satu hari penuh tanpa memiliki cukup uang untuk membeli rokok, suatu hal yang sebelumnya adalah bagian tak terpisahkan dari hidupnya. Cerita ini bukanlah tentang kebiasaan merokok yang baik atau buruk, tetapi lebih tentang perjuangan dan keteguhan hati dalam menghadapi keterbatasan.

Rokok, Mana Rokok!


Pagi itu, matahari terbit dengan sinar yang cerah, menerangi wajah lelaki itu dengan tanda-tanda penuaan yang begitu jelas. Dia duduk di tepi ranjangnya, merenung tentang hari-hari ketika sebatang rokok adalah teman setianya. Namun, kali ini, kantongnya kosong dan sebatang rokok adalah barang mewah yang tak terjangkau.

Dia merasa hampa, bukan hanya karena kekurangan nikotin, tetapi juga karena dia merasa kehilangan bagian dari dirinya. Merokok bukanlah hanya sekadar kebiasaan baginya; itu adalah pelarian dari kehidupan yang sulit, teman dalam kesepian, dan kenyamanan dalam kecemasan. Namun, pada hari ini, dia harus menghadapi kenyataan bahwa rokok tidak lagi mungkin untuk dibeli.

Seiring berjalannya waktu, dia merasakan perubahan dalam dirinya. Pada awalnya, ada ketidaknyamanan yang tak terhindarkan. Rasa ingin merokok membakar tenggorokannya, tetapi dia menolak untuk meratap atau mengeluh. Dia memilih bertahan.

Saat siang tiba, godaan semakin kuat. Dia melihat orang-orang di sekitarnya menikmati rokok mereka, dan dia merasakan kecemburuan yang tumbuh di dalam dirinya. Tetapi dia ingat akan tekadnya untuk tidak merokok. Dia mencari pengganti, menemukan buku lama yang dulu pernah dia abaikan. Dia membaca halaman-halaman dari buku itu, mencoba menemukan pelarian dalam kata-kata daripada asap rokok.

Malam tiba, dan dia merasa rasa bangga yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Meskipun dia merasa cemas dan kekosongan, dia berhasil melewati satu hari tanpa merokok. Dia menyadari bahwa dia tidak hanya mengalahkan kebiasaannya, tetapi juga menemukan kekuatan baru di dalam dirinya.

Dia belajar bahwa tidak ada kekuatan yang lebih besar daripada kemampuan seseorang untuk mengubah dirinya sendiri, bahkan dalam situasi paling sulit sekalipun. Meskipun dia merindukan rokoknya, dia tahu bahwa dia bisa melanjutkan hidupnya tanpa bergantung pada teman sebatang rokok. Dia menemukan keberanian dan ketekunan dalam menghadapi keterbatasan, dan dengan itu, dia merasa lebih hidup daripada sebelumnya.

Cerita ini mengajarkan kita tentang kekuatan tekad dan ketekunan dalam mengatasi keterbatasan. Terkadang, perubahan itu sulit, tetapi dengan kemauan yang kuat, kita bisa melewati segala rintangan, bahkan saat kita merasa hancur dan putus asa. Kita semua memiliki kekuatan di dalam diri kita sendiri untuk melampaui batasan dan menjadi versi terbaik dari diri kita.

Post a Comment

Post a Comment

This blog tries to share the idea of ​​prioritizing needs over wants. If you have any feedback, please post a comment. Thank you for your visit. I pray for those who visit and/or comment, if they are Muslims, they will go on the Hajj, become rich and enter heaven. Amen!