-->
no fucking license

Search This Blog

Archive

Bookmark

Percakapan Duda dengan Tuhannya

Dalam keheningan malam yang gelap, terdengar suara lirih seorang duda berusia 50 tahun yang memohon kepada Tuhan dengan hati yang hancur dan jiwa yang terluka. Dia duduk sendirian di ruang kecilnya, dikelilingi oleh kesepian yang menggigit dan kenangan yang menyakitkan. Dalam keputusasaannya, dia memandang langit yang berbintang dan mulai merapalkan kata-kata penuh doa.

"Tuhan," ucapnya dengan suara serak, "aku sudah setahun lebih merasakan pedihnya perceraian ini. Setahun yang panjang di mana hatiku terasa kosong, dan senyumku sirna dalam bayang-bayang kerinduan. Istriku telah meninggalkanku, meninggalkan luka yang tak terlukiskan. Aku mencari cahaya di dalam kegelapan ini, mencari makna dalam kehilangan ini."

Percakapan Duda dengan Tuhannya



Tangisnya pecah, menciptakan irama kesedihan yang menggema di seantero ruangan. Dia melanjutkan, suaranya penuh dengan ketidakpastian dan kerinduan yang mendalam, "Tapi sampai sekarang, belum ada tanda-tanda rujuk atau pendamping hidup yang baru. Aku merasa seakan-akan aku berjalan sendirian di jalan yang sunyi dan sepi. Tolong, Tuhan, datangkanlah seseorang yang bisa mengisi kekosongan ini. Bidadari yang bisa menemaniku sampai detik terakhir napasku."

Dia berhenti sejenak, membiarkan kata-katanya tergantung di udara malam. Angin sejuk menyelinap masuk melalui celah-celah jendela, membuatnya merinding dan mengingatkannya pada kesendirian yang melilit hatinya. "Aku tak ingin merasakan kesepian ini lagi," bisiknya dengan mata berkaca-kaca. "Aku butuh seseorang yang mengerti, yang mencintai aku apa adanya, yang bersedia mengarungi samudera kesedihan bersamaku."

Sambil mengangkat wajahnya ke langit, dia melanjutkan doanya dengan penuh harap, "Tolong, Tuhan, berikanlah aku kekuatan untuk melalui hari-hari yang sulit ini. Ajarilah aku melihat cahaya di ujung terowongan, meski sekecil apapun itu. Dan jika memang takdirku adalah hidup sendirian, tolong berikan aku ketenangan untuk menerima kenyataan ini. Jagalah aku dalam pelukan-Mu yang penuh kasih, dan izinkan aku merasakan kehangatan-Mu meski dalam sepi ini."

Dalam keheningan malam yang sunyi, suara doa seorang duda melambung tinggi menuju langit. Dia berharap, dengan segala keikhlasan di dalam hatinya, bahwa Tuhan akan mendengar dan merespons curahan hatinya yang tulus. Dan di balik langit yang biru, di antara gemintang yang bersinar, mungkin saja ada sebuah jawaban yang sedang bersiap menghampirinya, membawa damai dan pengertian yang begitu ia cari. Hanya Tuhan yang tahu, dan hanya waktu yang akan memberitahu. Hingga saat itu tiba, dia akan terus memohon dan percaya pada keajaiban cinta yang mungkin datang melalui pintu yang tak terduga.

Sumber gambar: evernos
Post a Comment

Post a Comment

This blog tries to share the idea of ​​prioritizing needs over wants. If you have any feedback, please post a comment. Thank you for your visit. I pray for those who visit and/or comment, if they are Muslims, they will go on the Hajj, become rich and enter heaven. Amen!